Selasa, 24 November 2015

The Rose201115

Harus kah aku peduli pada mu?
Harus kah aku masih peduli pada mu?

Aku tidak tau apa yang mereka pikirkan tentangku, begitu juga aku tidak tau apa yang kau pikirkan tentangku. Aku hanya pergi mengikuti keinginanku, walau tak semuanya ku ikuti. Beberapa dari apa yang kuinginkan sangatlah aku paham betul apa resikonya jika aku tetap mengikutinya, namun kali ini aku bertindak bodoh - aku mengikuti apa yang kuinginkan dan jelas-jelas aku tau itu tidak baik untuk ku, untuk kamu, dan untuk dia -  ini bagaikan segitiga setan.
Berbagai hal yang kau lakukan saat ini dapat kapan saja menjadi duri bagiku, kapan saja dapat menjadi pisau bagiku. Namun walau begitu, aku tetap saja tidak dapat pergi denganmu dan meninggalkan dia.

Aku harus siap dengan hal-hal yang tak kuinginkan, tak peduli sesakit apapun itu, itu resiko yang harus aku ambil atas apa yang aku pilih di awal dan tetap tersenyum menghadapi semuanya di hadapanmu.

Jumat, 10 Juli 2015

Kakak adik tapi kok gitu? Katanya keluarga..

Menjadi kakak sesuatu yang tidak mudah. Gue awalnya pingin punya adek, tapi setelah punya adek ternyata semuanya nggak semenyenangkan kelihatannya - kalo lo punya adek yang amit-amit nakalnya. Bukan nakal sih sebenernya, tapi lebih ke arah egois dan mengintimidasi. Gue orangnya nggak suka cari ribut dan lebih suka diem, beda sama adek gue yang sukanya ngoceh.

Bulan puasa kali ini rasanya bulan puasa tersulit yang pernah gue jalanin, memang nggak seberapa jauh beda sama bulan puasa yang sebelumnya sih dimana nggak ada sosok seorang nyokap di samping gue - gue anak broken home. Gue satu-satunya anak cewek dalam keluarga kecil ini, adek gue kembar cowok, dia cuma beda 2 tahun sama gue, dan bokap gue belakangan sibuk pergi keluar kota buat urusan pekerjaan, jadi gue cuma bertiga sama adek gue di rumah. Iya, bulan ini adalah bulan puasa terberat, gimana nggak, gue harus menyiapkan sahur sendiri rela-relain tidur malem karena harus masak dan saat sahur gue hanya menerima protes yang mana menu sahurnya tidak terlalu beraneka ragamnya ditambah kadang bagi gue itu udah asin tapi kata adek gue belom asin, terus gue selalu aja diremehin sama adek gue dan diomongin macem-macem mengenai keinginan gue buat kuliah yang mana intinya dia menyuruh gue buat lebih baik nggak usah kuliah dan langsung nikah aja, dan gue ikut SBMPTN tuh.. Adek gue lagi-lagi berkomentar negatif dan menjatuhkan gue, terlebih setelah dia tau universitas mana yang gue pilih buat SBM, dan yang terakhir hari ini dia mengejek gue abis-abisan karena gue gagal SBM. Well, sebenernya mau gue keterima SBM juga, gue nggak akan ambil PTN itu karena gue udah terdaftar sebagai MaBa di sebuah universitas swasta di Bandung. Gue ikut SBM atas keinginan bokap gue, lagian pikir gue apa salahnya mencoba dan gagal itu hal yang wajar. Perempuan berhak mendapatkan pendidikan dan perempuan berhak memiliki karir yang sukses, kita hidup bukan cuma buat ngurusin dapur dan pekerjaan rumah. 

Rasanya begitu menyebalkan ditindas adek sendiri dan disaat gue mau membela diri yang ada dia terus berkelit nggak mau kalah saing sama gue, saat gue nasehatin yang bener dan gue ngomongnya baik-baik malah gue disambut dengan omongan dia yang kasar. Saat gue capek dengan semua ini, gue rasanya pingin cepet-cepet hengkang dari rumah ini dan tinggal sama nyokap gue aja tapi bokap selalu ngelarang dan alasan nomor 1 yang selalu dipake adalah "kasian dede", dalem hati gue cuma bisa bilang " dia aja nggak kasian sama gue". Kalo udah kaya gini, gue cuma bisa nangis. Betapa beratnya disini dan nggak sampe sebulan lagi gue bakal pergi jauh dari ortu gue, terutama nyokap gue yang biasanya selalu ketemu 2 minggu sekali, besok entah berapa bulan sekali baru ketemu. Gue kangen banget sama dia.

Mereka cuma bisa nyuruh orang jadi baik tapi prakteknya nol.
Mungkin begini hidup, saat kita gagal, sekecil apapun itu kegagalan kita itu adalah suatu yang fatal, hanya ada cacian dan olokan untuk kegagalan.. Mencoba dan berusaha adalah suatu hal yang asing. Mental dan daya kompetisi yang rendah..
Cacian, olokan, dan intimidasi yang dilontarkan secara terus menerus karena kegagalan hanya akan menghasilkan manusia dengan karakter yang nantinya selalu takut akan kegagalan dan itu  akan menghalanginya untuk terus mencoba dan berusaha untuk meraih kesuksesan. Kalo kita takut, kita nggak akan pernah maju.


Aku berharap aku bisa sukses tanpa banyak rintangan yang begitu berat, aku tidak ingin lebih banyak menerima kata-kata menyakitkan dari mereka. Keluarga harusnya saling mendukung satu sama lain untuk bangkit, bukan malah menjatuhkan. 

Sabtu, 27 Juni 2015

Hanya kata

Hey stanger,
Apa kabar?

Pagi ini dapat ku lihat matahari bersinar cerah, langit biru tanpa batas, meneduhkan hati..
Aku disini masih memikirkan kamu yang saat itu..
Menerka bayangmu yang mulai pudar dalam ingatanku..

Aku akan memulai sesuatu yang baru dibulan Agustus nanti..
Aku suka dengan apa yang ku pilih..
Tetapi, aku takut akan hari esok yang masih teramat panjang..
Aku berharap pilihanku tidak akan salah..

#100615-L.07-R.703-arttestinunj.